Wednesday, November 14, 2007

Peringatan II




Mengejar dunia, dunia kan pergi
Kejarlah akhirat nescaya kan tiba.
Dunia janganlah dilupakan, kerana dunia merupakan
tempat untuk mengumpul bekalan (amalan).

Ingatlah Allah dengan beristighfar,
Moga terlerai dosa terdahulu,
Janganlah menyangka pahala berbukit,
Kalau hati tak selalu berzikir.

Al-Quran bukti kekuasaan Allah,
Juga mukjizat Nabi Muhammad,
Banyak pengajaran dan teladan pada isinya.
Rugilah diri kalau tak merebutnya.

Banyak peluang didepan mata,
Quran dan Sunnah sudah diketahui,
Beramallah ia sedaya mampu,
Buat bekalan di hari pengadilan.

Hari kiamat pasti kan tiba,
Nantilah ia setiap masa,
Sekadar menanti tidak bermakna,
Penuhilah waktu dengan amalan.

Kehidupan didunia hanya sementara,
Yang kekal hanyalah kehidupan akhirat,
Ingat lah mati setiap waktu,
Sebelum terlambat dihari Esok (kiamat).


Nukilan : Ibnu Syariff Al-Qhodahi

Saturday, November 10, 2007

Syukur


Firman Allah:

"Dan dia telah jadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan fikiran tetapi sedikit sahaja yang bersyukur". ( surah As-sajdah-9)

Cuba kita perhatikan ramai dari kalangan kita yang tidak bersyukur walaupun dah diberikan segala nikmat. Sebagai manusia yang cerdas dan berbudi pekerti yang mulia, sudah
menjadi keharusan untuk selalu melirik, memperhatikan dan
mengintrospeksi diri terhadap tingkah laku yang diperbuat, apakah telah melakukan yang terbaik untuk diri sendiri, keluarga maupun masyarakat. Manusia terkadang lupa dan lalai atas beberapa nikmat yang telah didapatkan. Manusia terbuai dan terpesona dengan nikmat dan kebahagiaan sebagai hasil jerih payah yang secara maksimal diusahakan.
Apa yang saya nak katakan ialah adakah kita sentiasa bersyukur kepadaNya?
Bagaimanakah cara untuk melaksanakan syukur?


Firman Allah:
"Dan sungguh Kami jadikan untuk isi neraka Jahannam kebanyakannya dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati tetapi tidak dipergunakan unutk memahami ayat-ayat Allah, mereka mempunyai mata tetapi tidak dipergunakan untuk melihat tanda-tanda kekuasaan Allah, dan mereka mempunyai telinga tetapi tidak dipergunakan untuk memdengarkan ayat-ayat Allah. Mereka itu seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai". (surah Al-a'raaf 179)

Penerangan yang lalu menceritakan tentang Hak milik, tentang Syukur ini ia juga melibatkan hak milik. Kita selaku peminjam sementara hendaklah sentiasa bersyukur kepada yang Esa atas penberian nikmat yang tidak terhingga ini.

Hakikat Makna Syukur
Secara etimologi, kata syukur berasal dari kata "syakara" yang maknanya antara lain "pujian atas kebaikan" dan "penuhnya sesuatu". Allah SWT. Memperkenalkan dirinya kepada makhluknya dengan menggunakan kata "syakur"sebagai salah satu sifat-Nya, sebagaimana firman-Nya yang berbunyi: "...innahu ghafurun syakur

"Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri" (surah Al-Fathir- 30)

Muhammad Quraish Shihab menyatakan bahwa jika anda melihat makna syukur dari segi pujian, maka dapat disadari bahwa pujian terhadap yang dipuji baru menjadi wajar
bila yang terpuji melakukan sesuatu yang baik secara sadar dan tidak terpaksa. Oleh sebab itu, segala pujian yang kita ungkapkan kepada manusia, pada hakikatnya akan kembali pada yang memberikan kebaikan dan kenikmatan, yaitu Allah SWT. Dalam hal ini, Allah mengajarkan pada manusia agar selalu mengucapkan Al-Hamdulilah sebagai ungkapan rasa syukur kepada-Nya.

Kata "syukur" ini dapat juga di ertikan dengan "menggunakan anugerah Ilahi sesuai tujuan penganugerahannya". Dari pengertian ini dapatlah difahami bahwa makna "syukur" ini memberikan dorongan kepada manusia agar menggunakan segala yang dianugerahkan Allah di alam raya ini sesuai dengan tujuan Allah menciptakannya.Dengan demikian, jikalau kita mampu menggunakan nikmat yang Allah berikan pada tempatnya, secara otomatis kita termasuk orang-orang yang mensyukuri nikmat Allah SWT. Begitu juga sebaliknya, jikalau kita tidak mampu menggunakan nikmat yang Allah berikan pada tempatnya, secara otomatis kita termasuk orang-orang yang kufur terhadap nikmat Allah SWT.

Di dalam Al-Qur'an, kata "syukur" biasanya diikuti oleh kata "kufur", seperti firman Allah SWT.

"Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesugguhnya azab-Ku sangat pedih". (surah Ibrahim-7).

Dari ayat diatas, kata "syukur" juga dapat diertikan dengan "menampakkan sesuatu kepermukaan", sedang kata "kufur" diertikan dengan "menutupi". Oleh sebab itu, cara menampakkan nikmat Tuhan antara lain dalam bentuk memberikan sebahagian dari nikmat yang Allah berikan kepada pihak yang membutuhkan. Sedangkan cara menutupi nikmat tersebut ialah dengan bersifat kikir kepada orang lain. Dengan demikian, dapatlah kita ketahui bahwa untuk mewujudkan rasa syukur kita kepada Allah SWT yang telah memberikan limpahan nikmat, kita harus mensyukuri dengan cara menampakkan rasa terima kasih kita kepada Allah SWT. Dengan kata lain bahwa ungkapan rasa syukur tersebut tidak hanya di buktikan dengan ucapan saja, akan tetapi lebih dari pada itu harus dilakukan melalui perbuatan.

Petikan dari laman http://www.waspada.co.id/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=5433

Wednesday, November 7, 2007

Hak milik

Firman Allah: Dan sungguh Kami jadikan untuk isi neraka Jahannam kebanyakannya dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati tetapi tidak dipergunakan unutk memahami ayat-ayat Allah, mereka mempunyai mata tetapi tidak dipergunakan untuk melihat tanda-tanda kekuasaan Allah, dan mereka mempunyai telinga tetapi tidak dipergunakan untuk memdengarkan ayat-ayat Allah. Mereka itu seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai. (surah Al-a'raaf 179) Apa yang sebenarnya yang menjadi milik kita? Kita tidak memiliki apa-apa pun. Kita hanya diberi pakai untuk sementara sahaja dengan kata lain hanyalah untuk pinjaman sementara sahaja. Kita sebagai Khalifah yang diberikan kuasa untuk menikmatinya. Segala kekayaan, isteri, anak-anak, saudara mara, kawan-kawan dan lain-lain yang menjadi milik kita dimuka bumi ini semuanya hanyalah untuk sementara sahaja. Kekayaan tidak akan kekal, akan habis dan rosak bahkan ia akan menambah tempoh perjalanan kita di Padang Masyar kelak. Manakala isteri, anak-anak, saudara mara, kawan-kawan pasti akan meninggalkan kita, tidak pun kita yang akan meninggalkan mereka. Firman Allah:
  • Sesungguhnya kami ini adalah milik Allah, dan kepadaNya lah tempat kami kembali ( surah Al-baqarah 156)
  • Sesungguhnya kepada Tuhanmulah semuanya kembali (surah Al-Alaq 8)
Oleh kerana kita hanyalah memiliki hak yang sementara, maka selayaknya kita gunakan dengan sebaik-baiknya. Nikmat Allah yang begitu melimpah ruah ini sebaiknya kita gunakan untuk memanfaatkan orang lain dan mengabdikan diri kepada Allah.